Tuesday 18 March 2014

OPERATOR SEKOLAH UJUNG TOMBAK VALIDITAS DATA


Berkembangnya kemajuan teknologi di era globalisasi memang menuntut semua masyarakat untuk lebih maju dan mengenal berbagai kemajuan dibidang teknolgi informasi. Kita tahu, bahwa saat ini banyak sekali bermacam gadget maupun perlatan berteknologi tinggi dengan cepat merambah ke berbagai sendi kehidupan, baik dari wilayah metropolitan, pinggiran maupun pedesaan hingga ke pelosok terpencil semua sudah terjamah dengan ganasnya kecanggihan teknologi. Bahkan bisa dibilang bahwa teknologi era 90 an sampai 2000 awal masih dianggap barang yang aneh dan mewah sekarang bukan barang yang sulit untuk didapatkan, justru sebaliknya merupakan kebutuhan yang pokok untuk ada dalam kehidupan masyarakat.
Merambahnya kecanggihan teknologi tentunya akan membawa dampak yang luar bisa. Teknologi bagai pisau bermata dua, satu sisi sebagai penunjang kehidupan di sisi lain membawa dampak negatif jiak tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Berbagai kegiatan yang ada di sekitar dunia pekerjaan tentu tidak luput dari kemajuan teknologi itu sendiri, dan bisa dikatakan sebagai hal yang utama untuk mendukung pekerjaan tersebut.


Haris Munandar Iskandar, Direktur Pembinaan SMA, (Kemdikbud, http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-bekal-mencari-kerja), menyatakan bahwa  “ Mengarungi kehidupan pada abad 21, untuk menjadi warga negara yang fungsional atau mendapat pekerjaan tetap tidak cukup hanya berbekal keterampilan baca, tulis, hitung (calistung), tapi juga kompetensi pemecahan masalah di lingkungan yang syarat dengan teknologi informasi dan teknologi (TIK). Bekal keterampilan mencari kerja saat ini dan ke depan bukan lagi calistung, tetapi “calistungtik.” Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa kita telah mengalami sebuah “revolusi senyap” dengan hadirnya TIK yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Tanpa terasa, makin hari kehidupan kita menjadi makin tergantung pada TIK, beserta gadgetnya, yang tidak pernah terbayangkan pada tahun 1980-an “.
Berbicara tentang teknologi pada dunia pekerjaan, sudah barang tentu bagi kita para pendidik juga harus berhadapan dengan kecaggihan teknologi. Salah satu contohnya yaitu guru atau yang terlibat pada dunia pendidikan harus mengenal apa namanya perangkat komputer. Mungkin juga masih banyak para pendidik kita yang sudah :Gaptek” karena usia atau faktor lain. Sehingga untuk mengejar dan belajar IT mereka masih “grayah-grayah” terkadang malah kalah dengan siswanya.
Waktu memang tidak bisa dikembalikan, waktulah yang harus kita kejar, waktu tidak akan menunggu kita. Oleh sebab itu dari sedikit uraian tentang kemajuan teknologi diatas, tentunya kita sudah bisa membaca bahwa IT sangatlah penting salah satunya pada dunia pendidikan. Menjadi suatu pertanyaan bahwa pada kurikulum 2013 ini ada yang mengatakan bahwa mapel IT akan dihapus dari sturktur kurikulum, mengapa ? itulah yang harus bisa dijawab oleh pembuat kebijakan.
Tulisan ini tidak akan membahas lebih jauh tentang apa itu IT. Lebih dari  itu, jika kita bicara tentang IT di dunia pendidikan khususnya sekolah maka benak kita akan tertuju pada satu “ aktor ” yang terlihat sepele dan diremehkan. Tetapi memegang suatu tanggung jawab dan beban yang sangat besar, yaitu Operator Sekolah. Operator sekolah merupakan tenaga pendukung yang mempunyai tanggung jawab dalam pengolahan data di sekolah  yang bersangkutan, baik itu menyangkut masalah pendidik, peserta didik, keuangan maupun administrasi lainnya. Tannpa operator pada saat ini, sudah barang tentu sekolah akan kelabakan dalam menjalankan tugas administrasi yang harus diselesaikan. Mengingat, sekolah sekarang ini juga harus dituntut dalam penyelesaian administrasi lainnya selain sebagai tempat untuk mengajar.
Seperti yang diulas diatas bahwa dengan perkembangan teknologi, maka administrasi sebuah lembaga ( sekolah ) harus diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Tidak jarang para OPS bekerja tanpa henti dan dikejar oleh deadline yang sudah ditentukan. Apalagi saat ini pemerintah dalam hal ini kemendikbud telah meluncurkan beberapa aplikasi yang berbasis IT ( Web). Aplikasi berbasis IT ini dimaksudkan untuk mendukung dan mengumpulkan berbagai informasi yang valid selain dengan dokumen manual dari berbagai sendi di dunia pendidikan ( guru, siswa, tenaga kependidikan, pengawas, kepala sekolah, dosen, mahasiswa, dan sebagainya ).
Saat ini ada beberapa aplikasi yang muncul dan tenar yaitu :
1.      Dapodik, suatu aplikasi untuk pengolahan data pokok pendidikan yang didalamnya memuata data sekolah, sarpras, pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan yang akan digunakan untuk berbagai tunjangan dan fasilitas lainnya. Aplikasi ini dikerjakan secara online maupun ofline.
2.      Padamu Negeri, singkatan dari Pangkalan Data dan Penjamin Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini kemdikbud melalaui BPSDM melalukan Verval dan pengajuan data NUPTK untuk proses penyaringan peserta UKG dan sergur.
3.      Aplikasi Online BOS, untuk melaporkan hasil penggunaan dana BOS setiap triwulan dan dapat dilihat dan diketahui oleh umum.
Masih banyak lagi aplikasi yang ada untuk menunjang administrasi pendidikan khusunya di satuan pendidikan di tingkat daerah maupun pusat.
Dari berbagai pekerjaan tersebut tentunya dibutuhkan tanaga operator atau administrasi yang fokus dan sudah barang tentu menguasai bidangnya. Permasalahan yang timbul di lapangan terkait dengan adanya kemajuan teknologi pengolah data antara lain : kurang siapnya SDM yang ada di daerah, sarpras belum mendukung khususnya didaerah terpencil untuk akses internet, kurangnya sosialisasi, dan yang paling parah adalah setelah aplikasi itu muncul masih banyak BUGS/ERROR, sehingga data yang diinputkan tidak sesuai dengan yang diharapakan.
Dalam hal ini tentunya para OPS bekerja keras untuk dapat menginput data, bahakan ada beberapa OPS di Indonesia yang belajar secara otodidak dalam pengoperasian aplikasi tersebut. Kurangnya koordinasi dengan dinas pendidikan setempat yang terkesan melepas begitu saja. Ada beberapa daerah yang memberikan sosialisasi update terbaru sudah terlambat.
Validitas data memeang sangat diperlukan, oleh karena itu dukungan dan kerjasam oleh semua pihak sangat diharapkan. Memang, kebanyakan dari OPS adalah tenaga lepas/GTT/PTT yang gajinya ibarat hanya cukup untuk membeli secangkir kopi. Lain daripada itu validitas data menyangkut nasib pihak yang terlibat ( guru, siswa, sekolah ). Jika data tidak valid karena kekurangan data yang ada maka sesuai dengan SOP aplikasi secara otomatis fasilitas yang akan diterima yang bersangkutan akan berkurang bahkan mungkin tidak menerima sama sekali. Pada saat seperti itulah OPS banyak yang menjadi sasaran pertanyaan dan kesalahan. Karena, yang merka tahu adalah OPS memasukan data dan tidak mengetahui secara pasti permasalahan teknis dan juknis yang ada.
Banyak forum media seperti sosial facebook, tweter ataupun lainnya menjadi wadah silaturahim dan komunikasi serta sharing dan konsultasi terkait tugas para OPS. Disitulah para OPS belajar dan curhat dengan tugasnya. Begitu berta tugas mereka yang sebagian besar masih GTT ataupun PTT. Jika boleh dibilang OPS sekolah itu bagaikan Habis Manis Sepah Dibuang.
Terkait adanya aplikasi – aplikasi online yang melibatkan OPS, dengan berbagai masalah yang timbul tentunya kita sebagai aktor yang juga berperan dibalik validitas data akan sangat membahagiakan jika kita mengerti dan bekerjasama dengan para OPS. Operator sekolah juga manusia kesalahan itu wajar, jika kita saja terkadang diminta untuk mengumpulkan data oleh OPS kita masih menggerutu, banyangkanlah menggurutunya OPS. Disadari atau tidak kita sendiri belum tentu mampu untuk mengerjakan.
Maka pantaslah jika Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Dahulu), maka untuk Operator Sekolah patut sebagai Pahlawan Data tanpa Tanda Jasa. Seyogyanya pemerintah melalaui Kemdikbud dapat memperhatikan para OPS yang berada di lapangan, tentunya hal itu juga akan mendukung proses validitas data dan informasi yang dikirimkan. Kebijakan-kebijakan yang ada dan belum adanya payung hukum yang resmi tentang operator, membuat sebagain lembaga pendidikan mengambil sikap “sepantasnya”.
Namun banyak juga lembaga yang dapat mengambil langkah bijak guna mendukung program kemdikbud salah satunya yaitu dengan menganggarkan biaya operasional operator yang berasal dari dana BOS, walaupun ketentuan ini masih belum jelas. Ada juga yang mengambil inissiatif dengan memberikan fee kepada operator dari iuran sukarela para guru. Apapun kebijakan yang diambil yang terpenting adalah yang terbaik bagi kita semua. Maka dari itu Operator sekolah juga bisa disebut sebagai Ujung Tombak Validitas Data.
Semoga bermanfaat.




 TERMUAT PADA MAJALAH MEDIA DINAS PENDIDIKAN PROV. JAWA TIMUR EDISI MARET 2014 NO 01/THN.XLIV/MARET 2014 HAL. 17 - 19

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam