Mendengar
kata menulis, tentunya di benak kita akan terpikir sebuah pekerjaan yang
membosankan, menjenuhkan dan sebagainya karena nantinya kita akan menggoreskan
tinta sebanyak – banyaknya. Namun, sebenarnya menulis itu adalah sebuah
kegiatan yang dapat menghilangkan stres, galau, atau apapun yang membuat
pikiran kita tidak tenang. Menulis itu mudah, diawali dengan huruf pertama dan
diakhiri di huruf terakhir, simple bukan.
Menulis untuk sebagian
orang memang pekerjaan yang membuang waktu, tetapi disadari atau tidak, kita
setiap hari sebenarnya menulis, walaupun tidak dengan kertas dan media tulis
lainnya. Berpikir, mengungkapkan ide, berangan-angan dan sejenisnya bisa
dikatakan melakukan kegiatan menulis. Hanya saja kita tidak menggoreskan di
media alat tulis.
Jika kita hanya
berandai-andai, mempunyai angan-angan, ide, harapan alangkah lebih baiknya jika
kita menuangkan semua itu di dalam sebuah coretan. Tidaklah harus banyak dan
setebal sebuah skripsi, tesis, PTK ataupun bentuk karya ilmiah lainnya. Karena
dengan menulis itu sendiri nantinya akan terbiasa jika kita dihadapkan pada
sebuah pekerjaan yang menuntut kita untuk menulis. Dengan menulis kita bisa
berkreasi, menambah wawasan, berkembang pola pikir, bahkan dengan menulis kita
bisa kaya ( tidak hanya dipandang dari sudut materi saja ).
Sebagai seorang guru,
kegiatan menulis bukanlah hal yang baru. Mulai dari pekerjaan administrasi
hingga pembelajaran berlangsung tentunya kita selalu menulis, bahkan tidak
jarang kita meminta siswa untuk menulis. Pertanyaannya sekarang adalah apakah
kita sudah bisa menulis...?. Pertanyaan ini tentunya jika dijawab secara global
pasti akan terjawab sudah, tetapi jika dihadapkan pada tuntutan profesi bahwa
guru harus bisa menulis untuk sebuah karya ilmiah yang akan digunakan untuk
pengembangan profesi tentu jawabannya akan terbalik, yaitu “belum”.
Bukan bermaksud untuk
memvonis kepada para pendidik khususnya para guru, akan tetapi belajar menulis
yang dimulai dari sedikit demi sedikitnya tentunya akan sangat membantu pada
nantinya. Sesuai dengan PP No 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya disebutkan bahwa guru pada pangkat tertentu diwajibkan untuk
membuat karya tulis ilmiah sebagai syarat memperoleh angka kredit. Tentunya hal
inilah yang menjadi gambaran menakutkan bagi sebagian guru. Bagaimana tidak,
berbagai cara ditempuh para pendidik untuk dapat menghasilkan sebuah karya
tulis ilmiah, tidak dapat dilakukan secara instan, kecuali jika ada “bengkel instans” untuk
membuat karya tersebut.
Nah, bagaimana caranya
agar kita dapat menulis sebuah “mahakarya” kita sendiri, khususnya yang
digunakan untuk pengembangan profesi. Ada beberapa tips untuk memulai menulis
tersebut, antara lain :
1. Siapkan
hati untuk berniat dan pikiran untuk terfokus. Tanpa ada kemauan dan kemampuan
maka kita tidak akan bisa memulai.
2. Pikirkan
ide, gagasan, angan-angan, harapan, cita-cita atau apa sajalah yang ada di
benak kita. Tidak usah terlalu berat atau sulit, cukup yang ringan saja, seperti
contohnya kegiatan pemelajaran anda di dalam kelas.
3. Tidak
perlu terburu-buru untuk memikirkan sebuah tulisan ilmiah, penelitian, atau
semacamnya. Mulailah dari coretan kecil, seperti halnya kita mendidik siswa,
kembangkan ide tersebut.
4. Luangkan
waktu sedikit saja untuk menorehkan ide tersebut. Boleh dikertas, dilaptop, di
daun atau apa sajalah yang bisa untuk menulis. Karena menulis memang memerlukan
waktu, tetapi tidak harus menyita waktu banyak, karena saya yakin sebagai guru
pekerjaan juga banyak.
5. Jangan
menunda ide tersebut, dan jangan biarkan ide tersebut hilang begiru saja.
Seperti yang telah disampaikan diatas, luangkan waktu sedikit, begitu ide
muncul segera tuliskan.
6. Tidak
perlu sungkan, malu, atau tidak percaya diri. Yakinlah tulisan anda adalah yang
terbaik. Masalah bahasa dan kaidah menulis bisa di nomor duakan. Sekali lagi
yang terpenting tulis apa adanya terlebih dahulu.
7. Jika
dirasa sudah cukup dalam menuangkan gagasan, carilah literatur, kajian pustaka
atau apapun yang berhubungan dengan tulisan anda. Perbaiki sedikit demi
sedikit, konsultasikan dengan yang sudah berpengalaman, karena menulis memang
diperlukan sebuah kreatifitas, tetapi jika anda belum merasa selesai tidak
apa-apa, tuliskan saja terus.
8. Tulisan
anda cermin bagi anda, tulislah sesuai dengan norma. Karena menulis merupakan
bahasa komunikasi selain berbicara. Dari tulisan dapat dilihat bagaimana
karakter penulis. Niatkanlah menulis karena ibadah, bukan hanya sekedar
mengejar karier.
9. Dan
yang terakhir adalah edit atau koreksi tulisan tersebut sesuai dengan
kepentingan anda. Untuk PTK, Penelitian lainnya, atau hanya sebuah artikel.
Bagaimanapun langkah-langkah tersebut hanyalah
sebuah pengalaman dari penulis. Dimulai dari hal terkecil dalam menuliskan
pengalaman mengajar di kelas hingga akhirnya dapat menyusun sebuah karya ilmiah
walaupun belum sempurna.
Kesalahan dalam sebuah penulisan wajar dan dapat
dimaklumi, karena guru memanglah bukan seorang penulis cerpen, novel, atau
sutradara film. Tetapi dari sebuah kesalahan dan pengalaman serta belajar dari
sedikit demi sedikit membuat kita bisa dan mampu dalam menulis. Tiada gading
yang tak retak, mungkin itulah coretan dari penulis untuk berbagi pengalaman.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam