Monday 16 September 2013

ASYIKNYA MENULIS, YUK KITA MENULIS

Mendengar kata menulis, tentunya di benak kita akan terpikir sebuah pekerjaan yang membosankan, menjenuhkan dan sebagainya karena nantinya kita akan menggoreskan tinta sebanyak – banyaknya. Namun, sebenarnya menulis itu adalah sebuah kegiatan yang dapat menghilangkan stres, galau, atau apapun yang membuat pikiran kita tidak tenang. Menulis itu mudah, diawali dengan huruf pertama dan diakhiri di huruf terakhir, simple bukan.
Menulis untuk sebagian orang memang pekerjaan yang membuang waktu, tetapi disadari atau tidak, kita setiap hari sebenarnya menulis, walaupun tidak dengan kertas dan media tulis lainnya. Berpikir, mengungkapkan ide, berangan-angan dan sejenisnya bisa dikatakan melakukan kegiatan menulis. Hanya saja kita tidak menggoreskan di media alat tulis.
Jika kita hanya berandai-andai, mempunyai angan-angan, ide, harapan alangkah lebih baiknya jika kita menuangkan semua itu di dalam sebuah coretan. Tidaklah harus banyak dan setebal sebuah skripsi, tesis, PTK ataupun bentuk karya ilmiah lainnya. Karena dengan menulis itu sendiri nantinya akan terbiasa jika kita dihadapkan pada sebuah pekerjaan yang menuntut kita untuk menulis. Dengan menulis kita bisa berkreasi, menambah wawasan, berkembang pola pikir, bahkan dengan menulis kita bisa kaya ( tidak hanya dipandang dari sudut materi saja ).
Sebagai seorang guru, kegiatan menulis bukanlah hal yang baru. Mulai dari pekerjaan administrasi hingga pembelajaran berlangsung tentunya kita selalu menulis, bahkan tidak jarang kita meminta siswa untuk menulis. Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah bisa menulis...?. Pertanyaan ini tentunya jika dijawab secara global pasti akan terjawab sudah, tetapi jika dihadapkan pada tuntutan profesi bahwa guru harus bisa menulis untuk sebuah karya ilmiah yang akan digunakan untuk pengembangan profesi tentu jawabannya akan terbalik, yaitu “belum”.
Bukan bermaksud untuk memvonis kepada para pendidik khususnya para guru, akan tetapi belajar menulis yang dimulai dari sedikit demi sedikitnya tentunya akan sangat membantu pada nantinya. Sesuai dengan PP No 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa guru pada pangkat tertentu diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah sebagai syarat memperoleh angka kredit. Tentunya hal inilah yang menjadi gambaran menakutkan bagi sebagian guru. Bagaimana tidak, berbagai cara ditempuh para pendidik untuk dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah, tidak dapat dilakukan secara instan,  kecuali jika ada “bengkel instans” untuk membuat karya tersebut.
Nah, bagaimana caranya agar kita dapat menulis sebuah “mahakarya” kita sendiri, khususnya yang digunakan untuk pengembangan profesi. Ada beberapa tips untuk memulai menulis tersebut, antara lain :
1.      Siapkan hati untuk berniat dan pikiran untuk terfokus. Tanpa ada kemauan dan kemampuan maka kita tidak akan bisa memulai.
2.      Pikirkan ide, gagasan, angan-angan, harapan, cita-cita atau apa sajalah yang ada di benak kita. Tidak usah terlalu berat atau sulit, cukup yang ringan saja, seperti contohnya kegiatan pemelajaran anda di dalam kelas.
3.      Tidak perlu terburu-buru untuk memikirkan sebuah tulisan ilmiah, penelitian, atau semacamnya. Mulailah dari coretan kecil, seperti halnya kita mendidik siswa, kembangkan ide tersebut.
4.      Luangkan waktu sedikit saja untuk menorehkan ide tersebut. Boleh dikertas, dilaptop, di daun atau apa sajalah yang bisa untuk menulis. Karena menulis memang memerlukan waktu, tetapi tidak harus menyita waktu banyak, karena saya yakin sebagai guru pekerjaan juga banyak.
5.      Jangan menunda ide tersebut, dan jangan biarkan ide tersebut hilang begiru saja. Seperti yang telah disampaikan diatas, luangkan waktu sedikit, begitu ide muncul segera tuliskan.
6.      Tidak perlu sungkan, malu, atau tidak percaya diri. Yakinlah tulisan anda adalah yang terbaik. Masalah bahasa dan kaidah menulis bisa di nomor duakan. Sekali lagi yang terpenting tulis apa adanya terlebih dahulu.
7.      Jika dirasa sudah cukup dalam menuangkan gagasan, carilah literatur, kajian pustaka atau apapun yang berhubungan dengan tulisan anda. Perbaiki sedikit demi sedikit, konsultasikan dengan yang sudah berpengalaman, karena menulis memang diperlukan sebuah kreatifitas, tetapi jika anda belum merasa selesai tidak apa-apa, tuliskan saja terus.
8.      Tulisan anda cermin bagi anda, tulislah sesuai dengan norma. Karena menulis merupakan bahasa komunikasi selain berbicara. Dari tulisan dapat dilihat bagaimana karakter penulis. Niatkanlah menulis karena ibadah, bukan hanya sekedar mengejar karier.
9.      Dan yang terakhir adalah edit atau koreksi tulisan tersebut sesuai dengan kepentingan anda. Untuk PTK, Penelitian lainnya, atau hanya sebuah artikel.
Bagaimanapun langkah-langkah tersebut hanyalah sebuah pengalaman dari penulis. Dimulai dari hal terkecil dalam menuliskan pengalaman mengajar di kelas hingga akhirnya dapat menyusun sebuah karya ilmiah walaupun belum sempurna.
Kesalahan dalam sebuah penulisan wajar dan dapat dimaklumi, karena guru memanglah bukan seorang penulis cerpen, novel, atau sutradara film. Tetapi dari sebuah kesalahan dan pengalaman serta belajar dari sedikit demi sedikit membuat kita bisa dan mampu dalam menulis. Tiada gading yang tak retak, mungkin itulah coretan dari penulis untuk berbagi pengalaman. Semoga bermanfaat.



No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam