Menulis memang
sebuah pekerjaan yang untuk sebagian orang merupakan pekerjaan membosankan. Betapa
tidak, menulis membutuhkan inspirasi, ide, materi dan sebaginya sebagai bahan
referensi kita untuk menulis. Belum lagi jika menulis itu merupakan salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya, tentunya hal ini adalah pekerjaan yang melelahkan. Lain halnya
jika menulis merupakan suatu hobi atau kegemaran, maka tidak ada kesulitan dan
kendala untuk menulis, bahkan hal terkecilpun seperti pengalaman pribadi bisa
menjadi sebuah tulisan atau artikel tergantung apa tujuan kita menulis
tersebut.
Nah, bicara soal
menulis tersebut, tidak salahnya jika saya akan berbagi pengalaman dalam bentuk
coretan sederhana ini. Yaitu pengaalamn dalam
mengikuti sebuah Diklat yang tentunya tidak asing lagi bagi para guru di
seluruh Indonesia. Diklat ini diselenggarakan oleh seorang guru profesional
yang juga sebagai pemenang dalam Acer Guraru Award beberapa tahun lalu. Sebut
saja beliau Pak Sukani. Pak Sukani merupakan seorang guru Matematika di salah
satu SMK di Ibu Kota Jakarta yang juga sebagai Trainer, Owner,
Pembicara/Narasumber, Praktisi Pendidikan dan segudang prestasi lainnya (http://trainergurumelekit.wordpress.com/).
Dengan ketrampilan dan kelihaian serta kemampuan dalam “bermain IT”, beliau
menyelenggarakan sebuah Diklat Online IT yaitu DOGMIT ( Diklat Online Guru
Melek IT).
Membaca nama atau
sebutan dari diklat yang diselenggarakan, yaitu Diklat Online Guru Melek IT
tersebut, tentunya kita dapat mengetahhi bahwa diklat tersebut merupakan salah
satu sarana dalam mengembangkan kompetensi, profesionalitas serta kinerja guru
atau pendidik dalam memajukan pendidikan di Indonesia dengan keahlian berbasis
IT. Disadari atau tidak, mau tidak mau, saat ini dunia pendidikan khusunya di
Negara Indonesia semakin maju dan berkembang. Beberapa kecanggihan atau
teknologi sering digunakan dalam suatu proses pembelajaran baik didalam kelas maupun
di luar kelas. Selain sebagai sarana pengembangan kompetensi guru, tujuan utama
dari diklat ini agar para guru dan pendidik yang ada dapat “melek IT”, bukan
hanya sebagai bahan dalam proses pembelajaran, lebih dari itu jika guru dapat “melek
IT” tentunya berbagai sumber ilmu didapatkan.
Lahirnya Permen PAN
& RB No 16 Tahun 2009 tentang Jabfungsi dan Angka Kreditnya, tentu berbagai
cara ditempuh oleh guru untuk dapat memenuhi tugas dan kewajibannya memperoleh
angka kredit sebagai salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat. Perlu
diketahui juga bahwa guru PNS untuk dapat naik tingkat/pangkat semenjak berlaku
Permen tersebut harus dinilai melalui PKG dan PKB. PKG adalah Penilaian Kinerja
Guru yang didukung oleh adanya SKP (Sasaran Kinerja Guru) setiap tahunnya dan
PKB adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. PKB ini sendiri terdiri dari
Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inofatif yang didalamnnya memuat
beberapa kegiatan, dan setiap kegiatan akan mendapatkan angka kredit yang akan
diakumulasi setiap masa penilaian. Jika Angka Kredit tersebut mencukupi maka
guru dapat mengajukan kenaikan tingkat ( rata-rata kenaikan tingkat 4 tahun ).
Adanya diklat
online ini, tentunya sangat membantu sekali untuk para guru memperoleh angka
kredit dari unsur pengembangan diri. Karena salah satu syaratnya adalah
mengikuti berbagai diklat fungsional minimal 30 Jam dibuktikan dengan berkas-berkas
yang diperlukan.
Jika kita melihat dan
cermati, kegatan diklat yang diselenggaran oleh instansi-instansi terkait belum
tentu setiap tahun ada, sehingga para guru terkadang sulit untuk memenuhi beban
angka kredit yang akan diperoleh. Seharusnya, pemerintah lewat instansi terkait
dalam hal ini Dinas Pendidikan dapat lebih tanggap dalam menyikapi berbagai
kebutuhan guru dalam memperoleh angka kredit. Diklat online ini, jika saya
boleh mengutarakan sebenarnya merupakan terobosan baru dalam memenuhi unsur
pengembangan diri oleh guru. Dengan biaya yang murah dan terjangkau diklat
online banyak diminati oleh semua guru di seluruh Indonesia. Sampai saat ini (
tahun 2014 ) sudah diselenggarakan sebanyak 9 angkatan. Wow.. fantastik, dan
rata-rata peserta diklat ini diatas 30 orang setiap angkatannya. Bisa
diartikan, bahwa diklat semacam ini banyak diminati oleh para guru yang benar –
benar ingin mengembangkan kompetensinya khusunya di bidang IT dan tentunya
bukan karena adanya Permen PAN & RB saja.
Dalam pribadi saya
sendiri sejak awal adanya DOGMIT ini saya tertarik untuk mengikuti. Bukan saja
karena tuntutan dari adanya Permen tersebut, tapi kareana ilmu yang didapatkan
itulah yang lebih berguna. Hanya saja keterbatasan waktu yang akhirnya dapat
terwujud ikut di angkatan 9. Banyak materi materi “anyar” yang disampaikan
dalam diklat yang berdurasi 60 JP ini (pola 12 hari), antara lain 1) Pemanfaatan
internet sebagai sumber refernsi, 2) penyusunan materi ajar 3D PageFlip fo
PowerPoint, 3) Schollhouse Test Random, 4) ZoomLt & PointerStick serta
masih banyak lagi materi yang disampaikan. Sangat disyangkan jika tidak
mengikuti Diklat Online ini. Dengan biaya yang sangat murah dan terjangkau serta
fasilitas yang diberikan adalah modul, materi, sertifikat dan software bermutu,
maka DOGMIT ini sangat cocok untuk diikuti.
Keunggulan dari
mengikuti Diklat Online ini antara lain, diklat dapat diikuti secara online,
bebas waktu mengikuti sesuai jadwal, tidak meninggalkan tugas dan kewajiban
sebagai pendidik, mudah dalam mengakses, bertanbahnya wawasan dan ilmu
pengetahuan serta terjalinnya silaturahim dengan rekan – rekan peserta seluruh
Indonesia. Lebih lanjut, diklat ini hanya memerlukan keaktifan dalam mengikuti
sesuai jadwal dan aturan yang berlaku serta adanya jaringan internet untuk
mengakses diklat di http://e-traininggurumelekit.edu20.org/
atau dapat mengunjungi http://trainergurumelekit.wordpress.com/.
Sedangkan apa ya.. kelemahannya.. heeemmmm .. menurut saya tidak ada, selain
rasa malas dan kemauan yang tidak ada dalam diri kita masing-masing. Hanyalah
motivasi yang kuat, kemauan dan semangat belajar sepanjang hayat (long life
education) yang dapat menuntun guru mengikuti diklat ini. Bukan karena tuntutan
tapi karena kebutuhan.