Salah
satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan cara
memperbaiki mutu pendidikan karena merupakan suatu dasar pembangun watak,
mental dan spiritual manusia sehingga dapat dijadikan
tolak ukur kualitas
bangsa. Perbaikan mutu pendidikan
di Indonesia selalu dilaksanakan
dengan berbagai cara salah satunya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Dalam
proses pembelajaran di dalam kelas, pengajar memegang peran penting dalam
proses pembelajaran . Segala kegiatan yang ada di dalam kelas sepenuhnya
tanggung jawab pengajar sehingga keberhasilan atau kegagalan kelas tersebut
ditentukan oleh peran pengajar pada umumnya .
Pembelajaran
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menuntut siswa untuk lebih
banyak menggunakan hafalan, penalaran dan keaktifan dalam proses belajar.
Karena dilihat dari ruang lingkup IPS sendiri sangatlah luas, maka sangatlah
perlu seorang guru membuat suatu inovasi dan terobosan dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Seringkali
banyak guru yang mengalami kesulitan dan kendala dalam penyampaian materi
pelejaran IPS. Pada umumnya guru hanya memberikan ceramah berdasarkan materi
dan pemberian tugas, akibatnya siswa banyak yang tidak berhasil atau tuntas
dalam pembelajaran IPS. Suatu metode pembelajaran dan alat peraga tidak hanya
digunakan untuk pembelajaran yang eksakta saja misal, IPA, Matematika, Biologi
dan sebagainya. Akan tetapi metode dan alat peraga belajar bisa digunakan pada
semua mata pelajaran termasuk IPS.
Untuk menyampaikan
meteri pelajarn IPS yang bersifat umiversal pada siswa SD, memerlukan sebuah
metode pembelajaran cooperative.
Pembelajaran cooperative menurut Stahl
(1994) adalah pembelajaran yang mempunyai ciri – ciri 1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses
belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di
antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5)
belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan
pendapat, (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif.
Johnson dan Johnson (1984) dan Hilke (1990), juga
mengemukan ciri – ciri pembelajaran Cooperative sebagai berikut : (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di antar
anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3)
heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas
dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru mengamati
proses belajar siswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada kelompok.
pada materi pembelajaran IPS kelas IV SD
materi ajar kenampakan alam suatu wilayah, penulis mengembangkan pembelajaran
cooperative dengan menggunakan sebuah permainan, yaitu teka teki silang yang
biasa disebut dengan TTS. Penggunaan TTS
ini didasarkan pada hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi ajar tersebut
yang masih dibawah standar KKM yaitu 65.
Ketidakberhasilan
penulis dalam penyampaian materi disebabkan oleh 1). Guru/penulis dalam menyampaikan materi banyak
menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan seringkali tidak
memperhatikan, 2). Dengan sifat dan karakter pelajaran IPS yang universal dan
menyangkut masalah sosial yang konkret, siswa memerlukan daya ingat yang tinggi
untuk menyelesaikan suatu soal, 3). Siswa merasa malas dan enggan untuk membaca
serta belajar karena banyaknya suatu materi pelajaran khususnya IPS.
Dalam
buku Tell Me When – Science and
Technology, TTS pertama muncul di suratkabar New York World pada tanggal 21
Desember 1913. TTS pertama ini disusun oleh Arthur
Winn dan diterbitkan pada lembar tambahan edisi hari Minggu suratkabar
tersebut. Selama beberapa waktu. Ia kemudian teringat akan permaianan masa
kecilnya Magic Square, sebuah permainan kata-kata dimana sang pemain harus
menyusun kata agar sama mendatar dan menurun sehingga membentuk kotak.
Berdasarkan
penelitian tersebut, TTS dapat kita kategorikan sebagai stimulan yang berfungsi
mengelola stress dan menghubungkan saraf-saraf otak yang terlelap. Sifat “fun”
tapi tetap “learning” dari TTS memberikan efek menyegarkan ingatan, sehingga
fungsi kerja otak kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus belajar
dengan santai. Kondisi pikiran yang jernih, rileks dan tenang akan membuat
memori otak kuat, sehinggadaya ingat pun menigkat.
Wajar
jika TTS dikatakan sebagai media rekreasi otak karena selain mengasahkemampuan
kognitif, meningkatkan daya ingat, memperkaya pengetahuan, juga menyenangkan
kita. Bermain sambil belajar istilahnya, karena seringkali hal-hal kecil yang
terlupakan dan terlewatkan menjadi kita ketahui ketika mengisi TTS. Bisa juga
kita katakan mengisi TTS sebagai ajang “latihan dan ujian tanpa beban” karena
kecenderungannya untuk hiburan. Cara sederhana yang berdampak luar biasa. (Nia
Hidayati).
Langkah – langkah Pembelajaran.
Teka
teki silang yang penulis gunakan dalam pembelajaran ini menggunakan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi pelajaran, sehingga dapat diperoleh keuntungan,
siswa dapat menjawab sekaligus membantu mengingat karena terbantu oleh huruf
yang sudah terisi dalam kotak dari jawaban
lainnya.
Untuk
memulai pembelajaran dengan menggunakan TTS, penulis membagi dalam tiga tahap
yaitu : tahap pertama sebagai persiapan, kedua sebagai pelasaknaan dan ketiga
sebagai akhir dan evaluasi pembelajaran. Untuk tahap pertama atau persiapan
penulis mencari soal dan jawaban pada buku pelajaran yang relevan, kemudian
menentukan pola TTS yang akan dimaksud. Untuk membuat pola TTS ini bisa dibuat
dengan manual yaitu dengan kolom kolom atau bisa juga mendownload software
untuk membuat TTS yang banyak tersedia di internet salah satunya pada situs : http://www.eclipsecrossword.com/download/install%20EclipseCrossWord.msi.
Tahap kedua, dalam tahapan ini penulis
mengimplementasikan pada pembelajaran di kelas. Adapun langkah – langkah
pembelajaran di dalam kelas yaitu :
1. Guru
membuka pelajaran dan memimpin doa.
2. Mengisi
daftar hadir siswa
3. Memberikan
apersepsi dan penjelasan tentang materi yang akan disampaikan.
4. Guru
membagikan soal TTS yang sudah disiapkan
5. Siswa
mengerjakan soal secara individu
Dalam
pelaksanaan tahap kedua pada kegiatan inti, siswa diberikan kelonggaran waktu
untuk mengerjakan, terdapat dua pilihan untuk menjawab yaitu diperbolehkan
untuk membuka buku atau tidak diperbolehkan membuka buku dalam menjawab.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak siswa untuk belajar mencari, membaca
dan mengisikan jawabannnya, sehingga siswa dengan sendirinya akan tahu.
Tahapan
akhir atau tahap ketiga terdiri dari :1) Kegiatan evaluasi dan penilaian, 2) memberikan
penguatan dan pengulangan materi, 3) Guru menutup pelajaran. Untuk evaluasi dan
penilaian dapat diambil dari hasil mengisi TTS tersebut atau diberikan soal
yang serupa tetapi dalam bentuk isian bukan TTS. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang
disampaikan dan hasil membacanya.
Contoh
pola TTS yang dapat digunakan
1
|
|||||||||||||||
2
|
3
|
||||||||||||||
4
|
5
|
||||||||||||||
6
|
7
|
||||||||||||||
12
|
13
|
||||||||||||||
11
|
14
|
||||||||||||||
8
|
9
|
10
|
|||||||||||||
15
|
16
|
||||||||||||||
17
|
|||||||||||||||
18
|
|||||||||||||||
19
|
20
|
||||||||||||||
Mendatar
|
Menurun
|
||
2
|
Gempa
yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi...
|
1
|
Pegunungan
di Jawa Tengah
|
4
|
Selat
yang menghubungkan Jawa dan Sumatra
|
3
|
Yang
dikeluarkan oleh gunung berapi
|
6
|
Salah
satu kerusakan hutan adalah......berpindah
|
5
|
Salah
satu kenampakan bumi
|
7
|
Dataran
tinggi di Sumatra Utara
|
6
|
Cairan
yang dikeluarkan gunung saat meletus
|
8
|
Yang
dibutuhkan manusia untuk minum
|
9
|
Sistem
pengairan
|
10
|
Deretan
gunung
|
11
|
Penanaman
hutan gundul
|
15
|
Pantai
di Bali
|
12
|
Cekungan
di tengah daratan yang ada airnya
|
18
|
Gelombang
besar di laut (dibalik)
|
13
|
Nama
gunung
|
19
|
Danau
yang ditengahnya ada pulau
|
14
|
Batuan
yang dikeluarkan saat gunung meletus
|
20
|
Selat
diantara Timor dan Rote
|
16
|
Suku
yang mendiami di Bromo
|
17
|
Batas
daratan dengan laut
|
Kunci
Jawaban :
Mendatar Menurun
2. Vulkanik 1. Dieng
4. selat sunda 3. Lava
6. Ladang 5. Daratan
7. Karo 6.
Lahar
8. Air 9.
Irigasi
10. Pegunungan 11. Reboisasi
15. Kuta 12. Danau
18. imanust 13. Rinjani
19. Toba 14. Lapili
20. Rote 17. Pantai
Dari
hasil evaluasi yang didapat setelah menggunakan TTS ini ada kenaikan dari yang
semula hany terdapat 5 siswa dari 10 anak yang mampu dan mengingat materi,
meningkat menjadi 9 anak. Hal ini membuktikan bahwa media belajar TTS dapat
digunakan dalam sebuah mata pelajaran khususnya bagi IPS. Selamat mencoba dan
semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam