Wednesday 25 September 2013

JAS MERAH ( JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH )

Bung Karno pernah berpidato tentang JAS MERAH, apa sih sebenarnya JAS MERAH itu ?. Bagi yang belum pernah mendengar hal tersebut tentu  dalam benak kita akan terbayang sebuah pakaian berbentuk jas yang berwarna merah. Lalu apa pula hubunganya Bung Karno dengan Jas tersebut, ya ?.


Ya, Jas Merah bukanlah sebuah pakaian yang kita bayangkan. Jas Merah merupakan singkatan dari Jangan Sekali kali Melupakan Sejarah, mengapa demikian ?. Bung Karno kala itu menegaskan kepada rakyat Indonesia bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawan. Perlu diingat, Indonesia merdeka bukan pemberian dari bangsa asing, melainkan dari perjuangan dan pengorbanan para pejuang dan pahlawan yang telah berjasa. Untuk itulah Bung Karno menyampaikan pidato tersebut. 

Seandainya kia bangsa Indonesia telah lupa akan sejarah kita sebagai bangsa yang besar, bangsa yang merdeka, dan bangsa yang penuh dengan perjuangan dalam meraih kemerdekaan, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Bangsa Indonesia akan lupa jati dirinya, akan lupa asal usulnnya dan tentunya akan lupa buat apa negara ini dibangun dengan susah payah. dan yang terjadi tentunya sedikit banyak dapat kita lihat sekarang ini, Indonesia bukanlah negara yang disegani lagi, Indonesia negara yang kaya tapi miskin, Indonesia yang dulunya banyak mengirimkan banyak hal ke luar negeri, sebaliknya sekarang Indonesia banyak mengambil dari luar dan mengirimkan sesuatu yang bernilai rendah di mata Internasional. apakah kita meningalkan sejarah kita, apakah kita lupa akan jati diri kita ..apakah kita sombong dengan meninggalkan sejarah ?. Tanyalah pada rumput yang bergoyang.

Sejarah bangsa adalah sejarah makro, dengan melihat kejayaan, kehebatan, peninggalan dari masa lalu sebagai cikal bakal negara kita. Itu bukanlah hal yang terlalu penting dalam kehidupan kita. Namun, lebih mendalam kita tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana kita melihat sejarah kita, sebagai sejarah mikro. Sejarah bukan semata-mata sebagai bahan ajar di suatu jenjang pendidikan. Lebih dari itu sejarah merupakan sarana dan prasarana untuk menuju masa depan yang lebih bermanfaat.

Pidato Bung Karno sebenarnya bukanlah semata-mata pesan kepada rakyat Indonesia. Lebih dari itu sebenarnya mengingatkan kepada kita semua sebagai insan individu dan insan Tuhan. Dari mana kita berasal, bagaimana proses kehidupan kita, dan apa yang akan kita lakukan untuk hari esok. Banyak yang menyatakan bahwa masa lalu adalah kenangan, buanglah sejauh-jauhnya, masa lalu tidak akan pernah kembali dan sebagainya. 

Bolehlah kita menyatakan demikian, namun jika kita melupakan sejarah perjalanan hidup kita beserta problementakinya hanya ada dua sebagai bentuk hukum alam yang selalu bergandengan, yaitu tidak lebih dari senang-susah, sehat-sakit, sedih-bahagia, menangis-tertawa dan masih banyak lagi. Dengan melihat sejarah kebelakang sebenarnya kita berkaca pada diri kita sendiri, jika itu hal yang baik, senang, bahagia, maka tingkatkan. Jika sebaliknya yang terjadi,  maka jadikanlah sebuah pelajaran bagi hidup kita. 

Manusia tidak ada yang sempurna, tetapi Tuhan memberikan akal dan hati kepada kita untuk berpikir dan bertindak. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak merubah nasibnya. Berbuat salah itu wajar, namun jangan banyak berbuat dan mengulang kesalahan yang sama. Jadikanlah sejarah sebuah intropeksi pada diri kita untuk menyongsong masa depan yang akan datang. 

1 comment:

  1. SIAPA YANG MLUPAKAN SEJARAH, BERARTI DIA TELAH MELUPAKAN DIRINYA SENDIRI

    ReplyDelete

Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam