Sunday 4 October 2015

OBROLAN MALAM MINGGU BERSAMA OM JAY

Malam ini, kata orang malam yang panjang karena memang malam ini adalah lama Minggu. Malam dimana sebagian besar orang baik tua, muda, menikmati dengan cara yang beragama. Ada yang pergi ke mall, ada yang nongkrong di cafe atau warung, bahkan ada yang digunakan untuk memadu kasih bagi para muda dan mudi. Namun bagi saya pribadi sebenarnya malam Minggu ini tidak ada bedanya dengan malam – malam lainnya, tetap sama. Mungkin juga karena saya sudah berkeluarga, jarang sekali saya mengajak keluarga keluar, mungkin hanya sebatas jalan – jalan naik motor matic, keliling kota, beli camilan pulang. Pun, masa muda saya juga gak seheboh seperti jaman sekarang dimana setiap malam Minggu, kebanyakan para muda mudi sibuk dengan acaranya sendiri. Yach.. itulah sedikit malam Minggu bagi saya, setiap orang mempunyai cara yang berbeda.

Kopdar bareng Om Jay
Hal berbeda apa yang saya lakukan pada Sabtu malam Minggu ini ( 03 Oktober 2015 ), tidak seperti biasanya. Berawal dari status dan foto yang di upload sahabat saya Pak Wijaya Kusuma (akrab dipanggil dengan Om Jay) di medsos FB, beliau ternyata sedang memberikan ilmunya di Madiun. Terpkir oleh saya ingin rasanya bertemu dan kopdar bareng beliau. Memang sejak lama kami berteman di FB, dan mengikuti perkembangan serta informasi yang beliau sampaikan, tapi baru kali ini akhirnya kami bisa bertemu di Hotel Merdeka Madiun pada “malam panjang” beserta isteri saya. Kebetulan ada acara keluarga mengunjugi kakek yang terbaring sakit di RSUP Dr. Soedhono Madiun sepulang melaksanakan Ibdah Haji, maka kesempatan ini saya gunakan untuk menemui beliau. Awalnya ingin saya ajak nongkrong lesehan menikmati suasana Kota Madiun Raya ini, tapi karena terkendala kendaraan, akhirnya saya temui di tempat menginapnya. Dari pertemuan singkat dengan Om Jay, banyak kami mengobrol, bercanda, membicarakan masalah pendidikan yang berkembang di Indonesia. Dari ocehan kami berdua saya menangkap ada beberap hal penting terkait pendidikan di Indonesia.

Saat ini disadari atau tidak, kita dihadapkan pada era digital dan modern. Banyak hal yang masuk di Indonesia dan mempengaruhi dunia Pendidikan. Salah satunya yaitu dengan perkembangan dunia IT atau TIK. Dunia IT saat ini sudah merambah jauh di kehidupan masyarakat. Jika dulu kita hanya mengenal PC ( Computer Desktop ) dengan harga yang tinggi dan tentunya bagi mereka saja yang mempunyai uang, maka saat ini sudah banyak media – media IT yang beredar. Di muai dari hal yang kecil, maka media IT nampaknya bukan barang mewah lagi. Lebih dari itu media IT yang ada merupakan suatu kebutuhan untuk menunjang kehidupan, khususnya bagi dunia Pendidikan. Dengan perkembangan IT yang semakin pesat, tentunya berpengaruh juga terhadap perkembangan manusia itu sendiri. Bagai pisau bermata dua, dunia IT satu sisi dapat membawa dampak positif, sebaliknya dapat menjerumuskan kita ke arah negatif jika dalam pemanfaatan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Bicara soal pemanfaatan IT dalam dunia pendidikan, sebenarnya sudah sejak lama banyak insan pendidikan di Indonesia yang memanffatkan IT sebagai media pembelajaran. Mulai dari pembuatan media pembelajaran yang bersifat sederhana sampai dengan model pembelajaran berbasis web ( E-Leraning ) yang saat ini kian menjamur di dunia pendidikan. Disinilah sebenarnya peran IT sangat penting. Dengan kemajuan teknologi diharapkan dunia pendidikan di Indonesia lebih maju dan berkembang. Oleh sebab itu mata pelajaran TIK dimasukan dalam pembelajaran di setiap jenjang pendidikan di Indonesia.

Sedikit oleh oleh , besar manfaatnya
Banyak hal positif yang diraih sejak mata pelajaran IT dimasukan dalam struktur pembalajaran. Siswa lebih banyak mengenal pemanfaatan IT, siswa dapat berlatih dan mengembangkan bakatnya melalui teknologi IT, bahkan dengan kecanggihan IT, pelajar Indonesia dapat memanfaatkan untuk menambah referensi ilmunya, belajar dimana saja dengan kecanggihan IT dan masih banyak hal lainnya yang dapat diperoleh. Selain itu, banyak siswa siswi Indonesia yang meraih berbagai prestasi melalui pemanfaatan It baik tingkat nasional maupun international. Tidak hanya siswa sisiwi saja yang memperoleh manfaat dari IT ini. Guru maupun pendidik lainnya juga memperoleh manfaatnya.

Dengan berbagai program pelatihan dan pendidikan terkait penggunaan IT dalam proses pembelajaran, guru akan lebih mudah menerapkan berbagai metode pembelajaran, mengakses berbagai informasi sebagai bahan referensi mengajar. Bahkan saat ini berbagai pengolahan database yang berkaitan dengan tugas guru, banyak yang diharuskan mengguakan IT.
Permasalahn mucul ketika berlakunya Kurikulum 2013. Dimana mata pelajaran TIK “dihilangkan” dari struktur kuirkulum sebagai mata pelajaran. Disinilah sebenarnya peran IT secara tidak langsung “dikebiri”. Dengan berbagai alasan apapun, seharusnya pemerintah pada saat itu melalui Kemendikbud dapat melihat dan mengambil kebijaksanaan. Memang, saat ini IT berkembang pesat, tanpa diajarkan pun anak anak kita dengan mudah dapat mengoperasikan berbagai kecanggihan dari IT. Mulai dari Ponsel, Laptop, PC tablet bahkan dengan mudah dapat mengakses layanan Internet.

Namun, bayangkan jika para pelajar Indonesia pandai mengakses berbagai media IT tetapi tidak bisa memanfaatkan dengan baik, apa yang akan terjadi...?. Tidak dipungkiri maka, pengaruh negatiflah yang akan berimbas pada anak didik kita. Game online, judi online, pornografi, maupun cybercrime dan sebagainya yang akan mecuci otak anak – anak kita dari bahaya IT. Pengaruhnyapun bisa dikatakan akan lebih bahaya dari Narkoba.
Sisi negatif dari IT inilah sebenarnya dapat dicegah, minial dapat dikurangi sehingga anak didik kita dapat terkontrol dan diarahkan pada pemanffatan IT yang baik. Darimana kita memulai..?, tentunya dari peran orang tua sendiri atau keluarga. Namun, itupun belum cukup. Sekolah yang akan menersukan dan memberikan pelajaran tentang IT melalui mata pelajaran TIK, sehingga efek negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi. Nah, dari sini maka dapat dilihat dan dirasakan, jika mata pelajaran TIK benar – benar “dihilangkan” dari struktur kurikulum pendidikan di Indonesia, maka perkembangan teknologi yang sedianya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia akan kandas di tengah jalan.

Lantas, bagaimana dengan sarana dan prasaran kita. Memang banyak yang mengaitkan dengan sarpras untuk mendukung IT. Tetapi dilihat dulu, bukankah pemerintah dari dulu sudah menggulirkan dana yang banyak untuk pendidikan sebesar 20 %. Kecil memang kalo kita melihat prosentasenya. Program bantuan sekolah ( BOS ), dapat dimanfaatkan. Belum lagi bantuan –bantuan lainnya yang dapat dialokasikan. Dari pihak pendidikpun sebenarnya dapat memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan pendidikan. Apa gunanya pemerintah memberikan tunjangan guru melalui program sertifikasi guru, kalau hanya untuk memenuhi standart biaya hidup. Dengan adanya program sertifikasi guru tersebut, seyogyanya sebagai guru juga memikirkan bagaimana mengembangkan profesionalitas dan kinerjanya. Sebagai contoh, guru dapat mengikuti pelatihan IT, kemudian membeli sebuah media IT dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.

Yach..inilah sedikit apa yang yang saya tangkap dari obrolan bersama Om Jay di malam panjang. Banyak yang tertuang dalam obrolan tersebut. Mungkin tidak cukup jika satu malam diceritakan. Yang jelas, saya mendukung dengan apa yang diperjuangkan beliau ( Om Jay ) bersama rekan – rekannya untuk mengembalikan mata pelajaran TIK. Dan nampaknya perjuangan itu sedikti demi sedikit mulai terlihat hasilnya. dan oleh - oleh dari obrolan ini adalah ilmu yang bermanfaat.

Madiun, 3 Oktober 2015.

3 comments:

  1. Perjuangan itu membutuhkan perjuangan. Nikmati perjuangan itu dan teruslah bwrbagi ilmu.

    ReplyDelete
  2. Perjuangan itu membutuhkan perjuangan. Nikmati perjuangan itu dan teruslah bwrbagi ilmu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap.. lanjutkan Om...Tiada hasil indah tanpa proses dan perjuangan

      Delete

Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam