Guru adalah orang
yang selalu “ digugu lan ditiru “, tampaknya ungkapan ini selalu melekat pada
sosok seorang “Oemar Bakri” mulai dari dulu sampai sekarang. Setiap apa yang
dikatakan, setiap apa yang dikerjakan dan dilakukan selalu dipatuhi dan ditiru
oleh semua murid muridnya.
Guru selalu memberikan sikap dan contoh yang baik
apabiila dihadapan seorang murid, karena seorang pendidik harus bisa bersikap
mendidik dan berwibawa. Dimanapun tempatnya, kapanpun waktunya, guru adalah
seorang guru yang selalu dipandang baik dan berwibawa. Karena seorang guru
adalah pencetak, pengayom, pengarah, pembimbing bagi generasi penerus bangsa.
Tanpa seorang guru, maka tidak akan ada generasi mendatang.
Fenomena guru membolos tampaknya sudah tidak asing
lagi ditelinga kita, baik dikalangan umum maupun dikalangan pendidik khususnya.
Jika ada siswa yang membolos karena tidak masuk sekolah tanpa keterangan
apapun, mungkin sebagian guru akan mudah untuk memberikan cap kepada murid
tersebut, sebagai siwa yang suka bolos sekolah. Hal ini akan berpengaruh pada
peserta didik, baik dari segi psikis maupun akademik siswa, tetapi tidak akan
berpengaruh pada seorang guru.
Akan tetapi, jika guru yang membolos mengajar tanpa
keterangan apapun dan juga dengan frekuensi ketidakhadiran dalam mengajar yang
cukup sering apa yang akan terjadi pada anak didik kita ?. tentunya, hal ini
akan sangat merugikan pada pihak siswa, disatu sisi siswa semangat dan mau
bersekolah, disisi lain sang guru semangat
dan mau untuk membolos.
Maraknya kejadian guru bolos memang perlu untuk
ditinjau, apa sebenarnya yang melatarbelakangi guru bolos, apalagi dengan angka
500 ribu guru yang membolos seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri
Pendidikan Nasional RI.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan guru sering
tidak masuk sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, yaitu :
1.
Domisili,
jauhnya sekolah dengan tempat tinggal guru terlalu jauh, apalagi bagi guru yang
ditempatkan di daerah terpencil dan pelosok daerah. Untuk dapat sampai di
sekolahan kadang harus memakan waktu 1 – 2 jam perjalanan, dan belum tentu
transportasi yang digunakan memadai. Hal ini yang mengakibatkan guru tidak
masuk mengajar, untuk perjalanan pulang dan berangkat saja sudah memakan waktu
dan tenaga yang banyak.
2.
Transportasi, jarak
tempuh dan tempat untuk bertugas kadang memerlukan transportasi yang sesuai.
Sebagai contoh bila bertugas di pelosok, untuk sampai di tempat tujuan harus
menyeberang sungai, atau bahkan harus berjalan kaki. Nah, inilah juga yang
menyebabkan ketidakhadiran guru.
3.
Keamanan, saat
ini banyak daerah konflik yang sedang bergejolak seperti di Papua, Aceh, atau
di perbatasan dengan negara lain. Guru yang mengajar akan merasa tidak nyaman
baik dalam perjalanan pulang atau berangkat, apalagi pada saat ini banyak
tindak kejahatan.
4.
Hobi/Kebiasaan, dari
poin 1 sampai 3 mungkin sedikit bisa dimaklumi. Tetapi apabila tidak masuk
mengajar karena hobi/kebiasaan, inilah yang banyak terjadi pada saat ini.
Dengan alasan apapun jika hal ini
terjadi maka, bukan saja negara yang dirugikan tetapi lebih berpengaruh pada
anak didik yang memerlukan pendidikan demi masa depan.
Lemahnya pengawasan dan kurangnya sanksi yang tegas
dari pihak terkait, membuat para pendidik mudah untuk melakukan hal ini.
Sebenarnya untuk peraturan pemerintah sudah jelas, bahwa guru pada 1
minggu harus memenuhi minimal 24 jam dan
juga peraturan masuk kerja bagi guru yaitu mulai pukul 07.00 sampai minimal
pukul 12.00 baru selesai mengajar.
Jika tidak masuk kerja, maka beban tugas yang diberikan
kepada guru tidak terpenuhi. Tentunya ini sudah melanggar peraturan yang ada. Siapa
yang dirugikan dengan membolosnya guru, tentunya yang paling rugi adalah murid.
Karena merekalah kita juga dianggap sebagai guru, muridlah yang nantinya akan
meneruskan cita – cita bangsa, merekalah yang masih mempunyai cita – cita dan
masa depan.
Wali murid dan orang tua tentunya juga sangat
merugi, orang tua murid juga menilai dari keberhasilan seorang anaknya dalam
sekolah dari keaktifan gurunya. Para orang tua juga akan berpikir akan menjadi
apa anaknya jika gurunya saja jarang atau tidak sama sekali mengajar. Mereka
para orang tua tentu sangat kecewa, sudah keluar biaya banyak demi masa depan
anaknya, tetapi ternyata sampai disekolah tidak diberi pelajaran oleh gurunya
karena membolos mengajar.
Dalam kasus ini, pemerintah dalam kompleks luas
yaitu negara telah membuang dan menyia nyiakan dana dan anggaran khususnya bagi
gaji guru terutama yang PNS dan bersertifikasi. Karena saat ini kesejahteraan
guru sudah mulai membaik walaupun masih bertahap.
Lembaga sekolah atau instansi terkait dalam
menangani hal semacam ini, sebaiknya melakukan pembinaan kepada para guru
secara continue. Diharapkan, kinerja guru semakin hari semakin baik. Mengingat
pemerintah juga mempunyai program untuk memajukan pendidikan dan mencerdasakan
kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Undang undang.
Penilaian kinerja guru setiap tahun dinilai dengan
adanya DP3, tetapi hal itu belum cukup. Perlu diadakan evaluasi dan penelitian
terhadap tingkat kehadiran guru setaip minggu, baik bagi guru yang berstatus
PNS, non PNS, maupun yang sudah bersertifikasi tentunya. Jika hal ini diadakan
maka kinerja guru akan lebih baik dan hasil yang diperoleh akan baik bagi murid
maupun guru itu sendiri.
Jika pada suatu lembaga sekolah ada guru yang suka
membolos mengajar, maka beban mengajar dan kewajiban guru itu akan beralih pada
rekan kerjanya. Bagaimana tidak, tentunya guru yang ada entah itu guru piket,
atau guru kelas lainnya mau tidak mau juga harus mengajar agar murid tidak
ketinggalan dalam belajarnya. Itu lebih baik daripada memulangkan siswa pada
jam yang tidak ada gurunya.
Kesimpulannya
adalah, sesuai dengan slogan pendidikan kita, guru harus bisa “ Ing Ngarsa Sun Tuladha, Ing Madya
Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani “. Jadilah kita sebagai pengajar yang
memberikan contoh yang baik. Menjadi guru bukan hanya sebagai profesi saja,
lebih dari itu niati hati kita untuk beribadah dan melaksanakan amanah yang
dititipkan kepada kita sebagai seorang guru. Bukan hanya menerima hak saja
dan melupakan kewajiban kita dengan
bolos mengajar.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam