Saturday 24 August 2013

MODEL PMR “ING KELAS“ UNTUK SISWA KELAS III SD

MODEL  PMR “ING KELAS“ UNTUK SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR DALAM PEMAHAMAN KONSEP LUAS
BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

Sesuai dengan Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan  terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Sejalan dengan undang-undang tersebut maka pada PP No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional yang telah dirubah oleh  PP No 32 Tahun 32 pada pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa Proses  Pembelajaran  pada  satuan  pendidikan diselenggarakan  secara  interaktif,  inspiratif, menyenangkan,  menantang,  memotivasi  Peserta Didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta memberikan  ruang  yang  cukup  bagi  prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,  dan  perkembangan  fisik  serta  psikologis Peserta Didik.

Untuk menjalankan amanat yang tercantum dalam PP tersebut maka perlu adanya suatu perubahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ada pada setiap satuan pendidikan. Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan  Angka Kreditnya pada pasal 8 dinyatakan bahwa Guru  berwenang  memilih  dan  menentukan  materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan  untuk mencapai  hasil  pendidikan  yang  bermutu  sesuai dengan kode etik profesi Guru  
Pembelajaran pada tingkat satuan sekolah dasar khususnya bagi kelas rendah membutuhkan suatu metode dan media belajar yang konkret agar dapat dengan mudah diserap dan dipahamai oleh peserta didik, salah satu contohnya pada mata pelajaran matematika bagi kelas III SD. Matematika nampakanya masih sangat ditakuti oleh banyak siswa sekolah, baik itu mulai tingkat SD hingga jenjang menengah ke atas. Banyaknya persoalan yang melatarbelakangi pelajaran matematika ditakuti oleh siswa membuat para pendidik dan guru berpikir keras bagaimana caranya agara matematika itu sendiri sebagai mata pelajaran yang menjadi favorit.
Masih banyaknya angka mengulang kelas dan rendahnya nilai serta minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika mendorong berbagai bentuk usaha untuk meningkatkan serta memajukan minat dan hasil belajar siswa itu sendiri. Keterbatasan sarana serta metode pembelajaran yang oleh sebagian pendidik dijadikan sebuah argumen untuk menangkis masalah tersebut, nampakanya pada saat ini sedikit demi sedikit mulai terkikis oleh berbagai kebutuhan pendidikan. Salah satunya adalah tuntutan untuk pengembangan kurikulum yang semakin hari semakin kompleks. Jika sekilas kita melihat fungsi dan tujuan matematika sendiri sebenarnya banyak sekali. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dilibatkan oleh urusan matematika, namun itu semua tidak disadari. Sebagai bahan pertanyaan bagaimana implementasi matematika itu sendiri jika dikemas dalam sebuah mata pelajaran yang wajib diberikan kepada anak didik kita di sekolahan ?, tentunya hal ini yang menjadi permasalahan para pengajar.
Salah satu metode pembelajaran dalam matematika yang mungkin tidak begitu asing ditelinga para pendidik yaitu metode Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). PMR ini merupakan salah satu metode pembelajaran matematika yang berbasis masalah real/nyata. Menurut Soedjadi (dalam Sinaga) , 1.Matematika adalah hasil abstraksi dipikirkan manusia, 2. Matematika mengandung pola fikir deduktif dan induktif, 3. Matematika bersifat hirarkis terurut dalam struktur tertentu, 4. Matematika bersifat konsisten (tidak ditemukan pertentangan antara fakta, konsep dan prosedur), 5. Menggunakan variabel kosong penuh arti (www.catatantanti.blogspot.com). Oleh karena itu perlu suatu metode untuk menjelaskan kepada siswa dengan hal yang konkret/nyata, sekaligus dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari siswa, itulah pokok pembelajaran matematika realistik.
Teori PMR pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal.  Realistik dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa (Slettenhaar, 2000). Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur pemecahan informal, sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep matematisasi (http/darsusianto-blogspot. Com 2007/08/matematika realistik/html).
Adapun konsep pendidikan matematika realistik tentang siswa antara lain sebagai berikut:
1.      Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya;
2.      Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri;
3.      Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan penolakan;
4.      Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman;
5.      Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan mengerjakan matematik (Zigma Edisi 10, 27 Juni 2007).
Model PMR dengan Media “ING KELAS”
Metode PMR “ING KELAS” ini merupakan merupakan sebuah pengembangan model pembelajaran dengan media Dinding Keramik Kelas (ING KELAS), yaitu menanamkan konsep pemahaman Luas dan Keliling Persegi dan Persegi Panjang menggunakan media dinding keramik kelas. Kita semua tahu bahwa pemahaman konsep Luas suatu Persegi dan Persegi Panjang selama ini hanya menggunakan rumus baku L = S x S dan  L = P x L. Guru hanya mentransfer ilmu menjelasakan rumus dan perserta didik hanya diberikan contoh soal kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Namun pada suatu ketika, siswa dihadapkan pada masalah sehari –hari, sebagai contohnya apabila diminta untuk menghitung berapa satuan luas kelas atau dinding kelas, maka siswa akan kebingungan untuk mengukur dan mencari Luas tersebut. Andaikata siswa tidak hafal dengan rumus yang telah diberikan oleh guru maka siswa akan berhenti sampai disitu, sebaliknya jika siswa paham dengan konsep luas bangun persegi ataupersegi panjang maka siswa dapat mencari alternatif jawaban yang ada berdasarkan pengalamannya.
Langkah pembelajaran PMR dengan media “ING KELAS” pada awalnya guru dapat menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran tersebut, kemudian guru membagi kelas dalam kelompok, guru menyiapkan media belajar (jika dinding kelas terbuat dari keramik) dengan memberikan tanda pada dinding berupa garis atau tali sehingga membentuk suatu bangun datar persegi atau persegi panjang. Langkah selanjutnya guru menjelaskan bahwa untuk mencari Luas Persegi dan Persegi Panjang dapat dihitung dari seluruh jumlah keramik yang ada dalam bentuk bangun datar tersebut apabila satu keramik merupakan satu satuan luas.
Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi mencari rumus dan menyampaikan jawaban masing – masing kelompok. Dalam hal in guru membimbing dengan aktif, sehingga siswa dapat termotivasi dan mempunyai minat yang tinggi dalam pembelajaran. Guru tidak serta merta menyalahkan jawaban yang diberikan oleh siswa, tetapi memberikan jawaban alternatif tentang materi yang telah diajarakan. Sebagai contoh jika mencari sebuah Luas bangun Persegi berdasarkan dinding keramik kelas yang berbentuk persegi, guru dapat memberikan alternatif jawaban sebagai berikut : 1) Cara Pertama, menjumlah satuan keramik setiap kolom, jika satu keramik merupakan satu satuan luas maka luas persegi    5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25 satuan, 2) Cara Kedua, Dengan menjumlah satuan keramik setiap baris, jika satu keramik merupakan satu satuan luas. Maka luas persegi adalah = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25 satuan, 3) Cara Ketiga dengan membilang semua satuan keramik yang ada, sehingga didapatkan jumlah 25 satuan. 4) Cara Keempat dengan mengalikan jumlah satuan salah satu baris dengan salah satu kolom, sehingga didapatkan 5 satuan kolom x 5 satuan baris  = 25 satuan. Guru Setelah menjelaskan dan menanggapi cara penyelsaian oleh siswa maka guru menyampaikan bahwa, untuk mencari cara mudah menghitung luas persegi maka dapat digunakan dengan rumus Luas = Sisi x Sisi (L = S x S ).  Dimana S adalah satuan setiap baris dan kolom yang sama panjang pada bagun persegi.
Demikian pula pada bagun persegi panjang guru menyampaikan alternatif jawaban yaitu Sedangkan untuk persegi panjang menggunakan rumus Luas = panjang x lebar ( L = p x l ). Dimana p adalah panjang yang merupakan satuan atau ukuran yang terbanyak,  l adalah lebar yang merupakan satuan atau ukuran yang terkecil pada setiap sisi persegi panjang.
Kesimpulan
Aktivitas guru dan murid serta adanya minat siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan model dan metode pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa beinteraksi serta media belajar yang unik membawa dampak yang baik dalam suatu pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika pada siswa SD. Metode ini penulis terapkan pada proses pembelajaran dan telah dibuat sebuah laporan penelitian tindakan kelas.
Dengan menggunakan lembar angket untuk mengetahui minat dan lembar kerja siswa diketahui bahwa  sebelum diterapkan metode ini, nilai belajar siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75 dengan nilai rata – rata 55,83 dengan perincian dari 12 siswa belum ada yang tuntas. Hal ini dikarenakan pembelajaran masih bersifat konvensional atau hanya diterapkan penyampaian rumus baku saja. Namun setelah 2 kali pertemuan dengan dua siklus maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan perincian pada siklus I nilai hasil rata – rata siswa meningkat menjadi 70,42 (70%) dengan 6 siswa tuntas dan 6 siswa belum tuntas, meningkat lagi pada siklus II sebesar 87,08 (87%) dengan perincian 10 siswa tuntas dan 2 siswa belum tuntas karena faktor lain.
Kelebihan model PMR ini salah satunya adalah, dapat diterapkan dengan menggunakan media yang ada disekitar lingkungan siswa, salah satunya adalah keramik didindik kelas, atap plafon kelas, atau ubin. PMR ini dapat diterapkan pada semua materi pembelajaran matemtika, namun demikian pemilihan suatu metode dan media pembelajaran tetap harus diperhatikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Semoga bermanfaat.




No comments:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi gubuk saya...!!
Salam